Wednesday, September 27, 2006

Champions!

Matchday 2.

Arsenal memang benar-benar lagi on fire. Porto ditekuk 2-0. Eboue kembali mengirimkan superb cross yang ditanduk Henry dengan cerdik. Lantas King Henry juga menyuplai sebuah assist yang diselesaikan dengan mantap oleh Hleb.

Namun gue melihat sesuatu yang agak mengkhawatirkan. Arsenal jadi sangat bergantung pada performa Henry di barisan depan pada saat menghadapi lawan ber-pressing ketat. Henry sampai harus turun jauh ke belakang, menjemput bola atau membuka ruang. Henry benar-benar menjadi sentral.

Lapangan tengah seperti tidak sekreatif saat ada Viera, Pires dan Ljungberg. Ljungberg memang masih ada, tapi dia seperti kehilangan partner. Fabregas memang bermain cemerlang, tapi secara individual. Begitu juga Gilberto. Intinya lapangan tengah kehilangan figur pemimpin.

Sementara barisan belakang justru malah lebih menyenangkan. Karena William Gallas bukan cuma menggantikan Ashley Cole, tapi menjadi figur kuat. Determinasinya luar biasa. Kemampuan fisiknya juga dahsyat. Selalu hadir di dua kotak penalti. Pertahanan sendiri dan milik lawan. Edan.

Sementara itu Real Madrid is getting real. Melipat Dynamo Kiev 5-1. Niestelrooy seperti ingin menunjukkan kalau dia memang tajam. Menyumbang dua gol. Raul Gonzales juga mengingatkan orang kenapa dia jadi kesayangan di Madrid. Raul juga menyumbang dua gol. Satu gol lainnya diceploskan Reyes. Cappello

Sementara itu MU menang tipis 1-0 dari Benfica. Sir Alex berterima kasih pada Saha yang berhasil menyepakkan satu-satunya gol itu.

Masih ada beberapa pertandingan lainnya lagi. Barcelona, Liverpool dll. Gue harus makin rajin nonton dan menyimak analisis. Belajar lebih tekun. Kebetulan hari Sabtu besok diundang lagi mengomentari pertandingan EPL antara Sheffield United vs Middlesborough di TV7.


nb: nonton bola bukan cuma buat seneng-seneng, Ma... :)

Tuesday, September 26, 2006

Arsenal Mulai Panas, Newcastle Selalu Sial dan Sahur Luar biasa

Setelah menang dari MU, Arsenal menekuk Sheffield United 3-0 di kandang sendiri yang mewah itu.

Padahal babak pertama sempat mengkhawatirkan. Karena lapangan tengah The Gunners seperti kehilangan kreatifitas. Rosicky masih belum bisa maksimal. Pergerakan Fabregas jadi terkesan sendirian. Begitu juga egalitas Ljungberg. Lapangan tengah seperti jalan sendiri-sendiri.

Tapi yang menarik adalah barisan pertahanan Arsenal yang agresif. Gila. Gol pertama dicetak bek bernomer 10, William Gallas di babak ke dua. Sementara sedari babak pertama Eboue dan Gallas banyak sekali naik sampai ke garis pertahanan lawan. Taktik Wenger sepertinya memang gelombang serangan dari sayap. Visibilitas serangan tidak berhenti hanya dari second line. Tapi juga mencucuk dari third line.

Arsenal sendiri baru bisa berkembang di babak kedua, setelah Henry turun jauh ke lapangan tengah dan memindah daerah operasinya ke sayap kiri.

Gol kedua terjadi ketika tendangan Henry disapu ke gawang sendiri oleh Phil Jagielka, bek Sheffield. Lantas Eboue mengirim sebuah umpan tarik yang sangat matang hingga Henry tinggal menyundul dengan mudah saja untuk merubah kedudukan jadi 3-0.

Sementara itu Newcastle sepertinya tak pernah lepas dari sial. Pertandingan terakhir melawan Everton mereka ditahan 1-1. Sambil dipaksa kehilangan lagi striker mereka Ameobi karena cedera. Sang manajer, Glenn Roeder pasti pusing tujuh musim. Heran. Newcastle seperti selalu dikutuk oleh cedera berkepanjangan para strikernya.

Lantas sahur pertama jadi suami rasanya luar biasa. Ketika menyaksikan sendiri ada orang yang tidak bisa tidur lantas terbangun di jam 2 malam memikirkan akan makan apa saat sahur nanti. Padahal orang itu sedang tidak puasa karena sedang datang bulan.

Luar biasa.

Gue udah sering banget makan nugget sama nasi, tapi sahur pertama kemarin, itu jadi lauk paling enak yang pernah gue makan. Mungkin pas sahur gue terlihat biasa aja. Biasa gengsi. :) Padahal mata udah hampir berkaca-kaca. :D

Sure this gonna be a very special Ramadhan.


nb: thank a lot dear, thanks for being my wife...

Friday, September 22, 2006

Tulisan Basi dan Menjelang Puasa

Maaf terlambat. Dihajar banyak deadline dan urusan-urusan yang tajam mengunyah hari.

Arema juara COPA lagi. Luar biasa. Dulu ada klub tahun 80-an namanya Krama Yudha Tiga Berlian yang sanggung juara 3 kali berturut-turut Piala Indonesia kala itu.

Arema menang di segala segi. Supporternya dapat penghargaan paling tertib, Aris Budi salah satu pemainnya jadi best player.

Pertandingannya sendiri seru. Persipura awalnya bisa menahan gempuran dengan sabar. Tapi babak kedua, saat penalti Aris Budi merubah keadaan, Mutiara Hitam kacau sistemnya. Hingga Jomma Ballah menambah gol yang mengunci kemenangan Arema.

Banyak lagi yang terjadi. MU ditekuk Arsenal 1-0 di Old Trafford. Dengan kemenangan kaki Adebayour yang lebih panjang sedikit saat menyambar umpan Fabregas yang bermain dahsyat.

Newacastle menang 2-0 lawan West Ham tapi rabu kemarin ditelan Liverpool 2-0. Susah tim kesayangan satu ini. Konsistensinya masih suka scout-jump.

Tapi yang paling penting, dua hari lagi Ramadhan. Ramadhan istimewa. Karena ini kali pertama gue jadi suami. Jadi imam tarawih buat keluarga sendiri. Hm, sementara koleksi ayat pendek gue masih suka digugat Umma. Harus dibenahi.

Mohon maaf sepenuh lahir dan segenap batin dari gue dan Umma buat yang sudah mau mampir ke sini.


nb: alhamdulillah Ma... semoga bulan suci ini menyipratkan berkahnya buat kita.

Wednesday, September 13, 2006

Final Copa dan Sebuah Tawaran

Persipura ketemu Arema di final!

Persipura menyikat Persija di Jayapura. Skornya 2-0. Nggak ada tayangannya sayang. Yang jelas seru banget nanti di final. Arema dan Persipura punya kecepatan dan kengototan yang sama.

Finalnya tanggal 16 September nanti di Sidoardjo.

Terus ada tawarannya yang datang ke gue dan too good to refuse. Bingung juga. Kalo dapet yang kayak gini kan pasti pertanyaannya: apa gue pantas? Dilematic question.


nb: thanks for your support, dear.

Monday, September 11, 2006

Going To Final

Persija ditahan 1-1 oleh Persipura. Arema memastikan diri kembali ke final.

Kita bahas dulu Persija Vs Persipura.

Di luar dugaan Persija bermain terbuka. Dengan kecepatan yang mereka punya. Membuat lapangan tengah Persija pun tergagap. Dan hal itu diimbangi oleh Mettu Duaramuri dengan memainkan taktik 451. Persipura menggantung satu striker Christian Carrasco. Tapi gelombang serangan datang dari second line Mutiara Hitam.

Meski begitu Rahcmad Darmawan cukup tahu mantan tim asuhannya itu. Terlihat sekali usaha untuk melakukan umpan pendek demi meredam kecepatan Persipura. Tapi sayang taktik itu tidak dijalankan dengan baik. Ditambah penuhnya lapangan tengah Persipura juga membuat tanpa sadar anak-anak Persija memainkan bola lob, demi mem-by pass lapangan tengah yang terkesan buntu buat mereka.

Serangan bola lambung itu rentan sekali dengan serangan balik. Hasilnya menit 45, David Da Rocha mencetak gol sangat indah. Tendangannya dari sisi kanan Persija melengkung dan melewati Hendro Kartiko. Itu juga terjadi setelah Mettu mengganti Richard Bauw dengan Edward Ivak Dalam, gelandang yang lebih punya naluri menyerang tajam.

Di sisi Persija, Hamka Hamzah bermain gemilang. Bek satu ini memang lengkap. Punya penetrasi yang bisa sampai masuk ke kotak penalti lawan. Daya jelajahnya luar biasa. Staminanya juga seperti sedang on fire. Tidak ada matinya.

Babak ke dua, Persija mencoba lebih menekan. Bek kiri Ismed Sofyan diganti Agus Indra Kurniawan. Beberapa menit kemudian, terjadi penalti karena Victor Igbonefo pemain Persipura handsball. Oscar Aravena menjadi eksekutor tapi gagal. Bola muntah dari kiper Jendry Pitoy pun disambar Hamka Hamzah. Menit ke 57 skor 1-1. Dan bertahan sampai akhir pertandingan.

Sementara itu barusan PSMS dilumat 4-2 oleh Arema di Malang.

Pertandingannya luar biasa seru. Kedunya bermain terbuka dan cepat. Hanya saja pertahanan Arema jauh lebih solid.

Yang luar biasa adalah gol Emanule Serge dari Arema. Gol ketiga Arema itu terjadi tendangan 3/4 lapangan Serge yang menyeplos masuk ke gawang PSMS.

Meski tertinggal, PSMS tetap menunjukkan gaya khasnya: ngotot sampai peluit terakhir ditiupkan. Bermain tanpa menyerah. Sayang PSMS kurang beruntung. Paling tidak gue mencatat ada dua kesempatan yang harusnya jadi gol tapi batal. Ada yang dimentahkah tiang, ada yang meleset tipis.

Sayang sekali PSMS masih ada di divisi satu. Kalau ada Divisi Utama pasti seru sekali.

Luar biasa Arema. Benny Dollo memang masih pelatih bertaji. Sekali lagi, Arema masuk final COPA. Dahysat. Dua kali berturut-turut.


nb: walau pun kamu nggak ngerti sekarang, aku bakal bikin kamu ngerti, Ma... hehehe :D

Saturday, September 09, 2006

Semifinal COPA

PSMS ditahan 1-1 sama Arema.

Hm, partai yang diramalkan banyak orang bakal berlangsung keras.

Dua-duanya dikenal dengan kelugasan dan temperamen yang kental dengan sikap yang ngotot.

Leg pertama main di Teladan, Medan.

PSMS sendiri memang langganan semifinal COPA. Tahun lalu mereka dihentikan Persija dengan pertandingan yang ketat. Leg pertama menang 2-1, lantas kalah di Lebak Bulus 3-1.

Karakter PSMS masih tetap sama dengan ketika mereka merajai Perserikatan: pantang menyerah. Dulu meski kalah cantik mainnya dengan rival utama Persib, PSMS selalu bisa mengalahkan Maung Bandung. Kadang dengan heroik. Tertinggal 3-0, menyamainya lalu menang adu penalti.

Kemaren pun begitu. PSMS nyaris menguasai pertandingan bermain lugas dengan umpan-umpan kombinasi yang langsung dan tajam. Membuat tempo permainan jadi tinggi. Benny Dollo, arsitek Arema tahu betul karakter ini. Makanya dia seperti menginstruksikan anak-anak Ngalam buat memperlambat tempo itu.

Babak pertama pun berlangsuk menarik. Mahyadi Panggabean, salah satu maskot PSMS, beroperasi dengan cepat dari sayap kiri, sementara pasukan belakang Arema meredamnya lalu menyusun serangan naik lewat Erol FX Iba dengan kecepatan yang diatur.

Hasilnya meski saling mengancam gawang. Serangan tajam PSMS sulit menembus redaman anak-anak Ngalam. Sementara serangan balik Arema menggigit lumayan perih. Walau bek PSMS macam Supardi bekerja tanpa kompromi dengan cukup baik.

Namun pasangan striker PSMS Boy Jati dan Saktiawan Sinaga seperti kurang menusuk. Mungkin karena pengalaman Boy Jati yang masih minim, membuatnya sulit berkreasi. Dia pun diganti diakhir babak pertama dengan Fleitas.

Pertandingan juga berlangsung keras. Kiper Arema Achmad Kurniawan sampai harus diganti karena cedera akibat berjibaku saat memetik bola. Kurnia Sandy pun masuk.

Babak kedua tempo tidak menurun PSMS masih tetap menekan. Namun Arema perlahan mulai menguasai lapangan tengah. I Putu Gede, Jommah Ballah kian merepotkan Tobar dkk di barisan belakang PSMS. Sementara Franco Hitta yang terkunci sepanjang babak pertama mulai mencari ruang geraknya.

Hasilnya menit ke 61 Hitta mencetak gol. Pergantian pemain pun dilakukan lagi oleh PSMS. Saktiawan Sinaga yang kerap membuang kesempatan emas pun digantik oleh Nwokolo.

Pertandingan ini memang berjalan cukup imbang. Kedua tim bermain dengan skema masing-masing dan berjalan. Hingga pada menit 70-an akhir Fleitas pun menyamakan kedudukan.

Kondisi seri ini jelas menguntungkan Arema. Nanti di Malang mereka tinggal menang 1-0 atau menahan seri 0-0. Dan Arema pun kembali ke final COPA. Namun PSMS jelas belum habis. Leg kedua pasti lebih seru lagi.

Nanti sore, Persija menjamu Persipura di leg pertama mereka. Ini bakal jadi unik bagi Coach Rachmad. Tahun kemarin dia membawa Persipura kampiun Liga Utama. Artinya dia tahu betul karakter Persipura. Namun Mettu Duaramuri sedang nyaman dengan skema Counter Attack ala Papua.

Mettu tahu persis kalo pemainnya punya kecepatan tapi kadang suka tumpul di depan dan cepat kehilangan bola kalo bermain agresif. Saat melibas Deltras Persipura melakukan counter attack yang rapih. Dengan senjata andalan Boaz Salossa yang kadang dimainkan babak kedua. Hingga membuat tingkatan serangan meningkat tajam.

Mari kita lihat nanti seperti apa saat Macan Kemayoran menjamu Mutiara Hitam.


nb: makin lama makin seru, Ma! :D

Tuesday, September 05, 2006

Bikin Malu [Terus]

Sepakbola Indonesia rusuh lagi.

Prediksi gue meleset. Gue memperkirakan leg pertama Persebaya-Arema di Malang bakal rusuh. Ternyata tidak. Arema menang tipis 1-0. Rusuh justru ada di leg kedua di Surabaya. Saat pertandingan berakhir 0-0 dan Arema lolos ke semifinal.

Mobil produksi anteve digosongkan bonek. PSSI mengklaim ini kerusuhan terburuk sepanjang tahun. Bikin malu saja. Apa susahnya sih mencintai klub tanpa harus ada kekerasan?

Dimana sih yang harus dibenahi? Sepakbola memang menjadi semacam eskapisme bagi kaum grass root. Buat mereka kadang klub adalah segalanya. Pertandingan tiap minggu itu menjadi tujuan hidup. Tukang parkir menabung duit selama seminggu biar bisa nonton Persebaya. Pengamen sibuk nyanyi sampai serak biar bisa ikut mendukung Persija. Begitu timnya kalah, kalah juga hidup mereka sepanjang minggu itu.

Tapi, masa, PSSI [dengan dukungan BLI sekarang] tidak bisa membenahi ini sepanjang 12 musim liga? Maaf bukan gue tidak menghitung kalo para supporter itu memang ngaco semua, tapi ada badan hukum yang jelas yang bisa memikirkan ini.

Seorang teman bilang, "bikin jadwal aja ngga becus-becus, boro-boro mau ngurusin supporter!" Bisa jadi benar. Liga Indonesia yang kerap berubah secara administratif membuat eleganitas dan wibawanya berkurang. Penghormatan terhadap sepakbola pun jadi masih sering bercampur fanatisme buta.

Hhhmm. Gue bakal melakukan apa aja yang gue bisa lewat 442. Membuat sepakbola nasional terlihat 'keren', misalnya. Pelan-pelan. But I'll bust my ass for it. Ngomong sok-sok-annya adalah mengedukasi banyak pihak lewat media yang gue ada di dalamnya.

Ah sudahlah. Bisa jadi omongan di atas terlalu bombastis. Yang jelas Arema bertemu PSMS yang dengan sakti menyikat Persma 3-0 di leg pertama dan 4-1 di leg kedua. Permainan khas anak-anak Medan yang keras bertemu dengan ketajaman Saktiawan Sinaga.

Persija juga setelah menyikat Semen Padang, sudah menunggu lawan di semifinal. Antara Deltras atau Persipura.

Dari EURO 2008 belum ada kejutan. Inggris menyikat Andora 5-0. Hargreaves layak jadi man of the match. Bermain lugas dan merusak irama permainan lawan. Sayang lawannya bukan kelasnya Inggris. Sementara Belanda dengan agak kurang meyakinkan menekun Luxemburg 1-0.

Yang paling menarik adalah laga hari kamis, tanggal 6 dini hari nanti. Prancis lawan Italia. Aroma balas dendam dihembuskan seluruh media di dunia. Sayang Matterazi sedang dalam hukuman. Prancis sendiri dengan formasi baru 442, membilas Georgia 3-0. Henry tidak menjadi striker tunggal sekarang. Dan motor lapangan tengah adalah sayap. Ribbery dan Malouda. Ribbery sendiri main kesetanan. Menyuplai assist dan terus menggempur.

Satu laga lagi juga menarik. Belarus dijamu Belanda. Siaran langsung di TV7 pukul 1.30 kamis. Gue jadi komentatornya. :D

nb: alhamdulillah, lumayan Ma... :)

Friday, September 01, 2006

Arema Vs Persebaya dan Umma Wisuda

Nanti sore jam 3-an dua seteru bertempur.

Juara bertahan COPA, Arema, bakal menjamu musuh bebuyutannya Persebaya. Pertemuan dua tim ini menunjukkan sepakbola memang more than game.

Malang dan Surabaya entah kenapa berseteru sangat keras. Amat sangat keras. Kadang sampai harus berbau darah. Terutama kalangan supporter. Tapi terlepas dari itu keduanya klub yang bagus. Pertarungan pasti ketat, keras dan seru. Arema punya pelatih Benny Dolo yang kharismatik dan berani, sementara Persebaya sedang dalam semangat baru tampil lagi di Liga Utama.

Dengan sedih gue memprediksi ada 'sedikit' rusuh nanti. Semoga gue salah.

Meanwhile, Umma tersayang juga wisuda hari ini. Meski ini basa-basi tapi gue bangga sama dia. Ini salah satu fase penting buat dia.


nb; I'm really-really proud of you, dear...