Wednesday, August 30, 2006

Kalah [Lagi]

Indonesia kalah 2-1 dari Myanmar.

Hmmhhhh.

Menguasai pertandingan. Bermain cepat tapi tidak konsisten. Di menit-menit awal terlihat sekali permainan Garuda cukup rapi. Atep menunjukkan kalo Mr. Withe tidak salah memilih dia. Sisi kanan disusur dengan baik. Hanya saja serangan sayap Indonesia kerap tumpul. Bola-bola crossingnya tidak ada yang mengarah pada ruang strategis Bambang Pamungkas atau Ilham Jayakesuma.

Bambang sendiri buat gue kian salon saja mainnya. Walau pun dia mau turun ke belakang mengambil bola tapi dia tidak mencari posisi di kotak penalti Myanmnar yang rapat.

Myanmar d/h Burma sendiri bermain dengan defensif yang berlapis. Dan bermain dengan gradasi yang jelas. Perlahan tapi pasti serangan mereka menajam. Meski di babak awal dengan mudah penyerang mereka terjebak offside.

Peter Withe dengan berani merubah pola klasik 3-5-2 Indonesia menjadi 4-4-2. Dengan sistem flat di belakang yang mengandalkan perangkap offside. Untuk menjalankan taktik macam ini butuh pemain dengan konsentrasi, stamina dan konsistensi tinggi.

Pola 4-4-2 juga jelas mengandalkan serangan dari flang atau sayap. Boaz dan Atep menjalankannya dengan cukup baik. Malah mereka sempat dengan berani bertukar posisi. Hanya saja, itu tadi, crossingnya terlalu mudah dimentahkan. Serangan berpola begini memang menuntut second line yang bernaluri membunuh. Ponaryo Astaman sebenarnya punya tendangan geledek dan Eka Ramdani cukup lincah. Namun kesempatan mereka tidak juga datang karena Myanmar bertahan penuh lapisan.

Kreatifitas serangan pun jadi pertanyaan di sini. Karena serangan Indonesia mudah sekali terbaca. Akibatnya babak pertama Merahh Putih menekan tanpa hasil.

Di babak kedua, terjadi perubahan signifikan di Myanmar. Untuk menghindari jebakan offside, pelatihnya memasukkan gelandang serang Thu Ra. Terbukti efektif karena Thu Ra menjebol gawang Syamsidar dari tendangan luar kotak penalti. Datang dari lini kedua.

Indonesia bermasalah dengan konsistensi. Empat bek yang bermain cukup solid di sepanjang turnamen tiba-tiba drop. Bayu Sutha seperti kehilangan tajinya di babak kedua. Jebakan offside pun mulai menurun gigitannya. Sempat Syamsidar terpaksa keluar sarang dan menjegal striker Myanmar hingga dia kena kartu kuning.

Maman Abdurahman, pemain terbaik Liga Djarum 2006, tidak bermain sesuai kelasnya. Kerap jadi cadangan dan tidak bersinar sepanjang turnamen. Memang di babak kedua dia masuk dan memberikan sedikit perubahan. Tapi terlambat. Sama terlambatnya dengan gol balasan Zaenal Arif di menit 87. Sebab kita sudah ketinggalan 2-0 lebih dulu. Gol kedua Myanmar terjadi dengan cukup menyedihkan. Para bek hanya melihat saja pergerakan pemain Myanmar menyundul sebuah tendangan sudut.

Harusnya yang diganti itu bukan Ilham Jayakesuma. Tapi Bambang Pamungkas. Pergerakannya kurang membongkar ruang seperti Ilham atau Zaenal. Memang sundulan Bambang masih maut. Terbukti ada satu sundulannya yang membentur tiang gawang. Tapi ini tidak imbang dengan agresifitas tim secara keseluruhan dan tipe lawan seperti Myanmar yang berlipat-lipat pertahannya.

Kalo tehnik pemain, Indonesia tidak kalah sebenarnya. Persoalannya ada di stamina, konsentrasi dan konsistensi. Tidak solid sebagai tim.

Nggak percaya kalo materi dan skill pemain kita itu bagus? Makassar Footbal School membawa tim U15 ke sebuah turnamen Holland Cup di Belanda. MFS jadi runner up kalah adu penalti dari Irlandia. Skor tipis 4-5. Sebelumnya di babak grup MFS menekuk Irlandia 2-0. Untuk menuju final mau tau yang ditekuk MFS? Belanda 5-0, Italia 3-1 dan Jerman 1-0. Kita punya bibit yang luar biasa. Ini baru datang dari tanah Makassar.

Makin sedih rasanya. Kapan menangnya Garuda?


nb: sedih, Ma... :(

Monday, August 28, 2006

Last Week

Minggu yang cukup melelahkan.


Jalan macet dimana-mana. Lima jam di bengkel. Ganti kanvas kopling 69 sama benerin alarmnya yang mendadak ngadat.

Newcastle kalah 2-0 sama Aston Villa yang melaju terus. Cukup ganti manajer dengan O'neill, The Villas bertengger tak terkalahkan di posisi kedua di bawah MU yang benar-benar sedang on fire.

Arsenal juga kalah 1-0 sama Manchester City. New boy Rosicky sepertinya masih benar-benar belum nyetel. Dia masih mencari-cari posisi yang enak. Soalnya posisi favorit dia selama ini, kiri dalam, sudah dikuasai Fabregas. Gue kerap melihat pergerakan dua pemain ini bertubrukan.

Tapi yang bikin gue sedikit emosional adalah saat Indonesia masuk final Piala Merdeka. Bermain kurang impresif di dua pertandingan awal, akhirnya Garuda menekuk rival lama Thailand 1-0. Dua pertandingan awal Indonesia bermain seri 1-1 dengan Malaysia dan tanpa gol dengan Myanmar.

Terlepas sinisme ini cuma kejuaraan hiburan, Garuda sudah miskin gelar terlalu lama. Jadi di final selasa 29 Agustus besok harus menang lawan Myanmar. Apalagi ada pemain baru yang keliatannya cukup terang: Bayu Sutha. Diprediksi bakal jadi the bext Herry Kiswanto. Libero legendaris kita.

Segitu dulu deh. Nanti disambung. Oh ya final Piala Merdeka live di anteve jam 1930.


nb: kenapa segitunya, Ma? Karena ini Indonesia!

Thursday, August 24, 2006

Happy Birthday. My Love

Hari ini Umma ulang tahun ke 21.

Gue ngasih dia buku Persepolis. Sebuah bio-komik dari Marjan Satrapi. Dua jilid. Ini buku yang bagus sekali.

Sebelumnya gue dengan deg-degan melepas dia nyetir ke Depok untuk pertama kalinya sendirian. Susah banget konsen kerja selama dia nyetir. Mau nelepon tiap menit, malah takut ganggu konsen dia. Alhamdulillah dia nggak kenapa-kenapa.

Terus makan malamnya gue masak spaghetti untuk pertama kali dan berhasil! Konon masak spaghetti itu susah karena bisa menggumpal atau jadi keras dan anyep. Hari terakhir 20-nya Umma memang harus spesial. Biar sederhana harus spesial. So, dia akhirnya punya PD buat nyetir sendiri dan ngerasain spaghetti bikinan gue, yang tentunya nggak istimewa amat, tapi gue niat dan serius banget masaknya.

Kenapa buku? Because with good books, I can feed her mind, heart dan soul, forever. Even when I'm gone. So I can be forever for her too.

Gue pinginnya sih bisa terus punya arti dalam hidup dia. Kalo bisa selamanya.



nb: I love you, my half.

Wednesday, August 23, 2006

Persebaya, Lanjutan COPA dan Merdeka Game

Sekarang kabar dari nasional.

Pertama sepertinya gue harus menyatakan kalo gue masih cinta Persebaya. Mereka baru saja jadi juara di delapan besar Divisi Satu setelah mengalahkan Persis Solo di final. Dan musim depan bakal ada di Divisi Utama kembali.

Meski dinodai bonek yang bodoh-bodoh itu [macam nggak tau aja sepakbola lagi coba bangkit], Persebaya bermain luar biasa buat gue.

Pergerakan mereka masih seperti dulu. Menyerang dari lebar lapangan dengan kecepatan dan bertahan dengan sangat baik. Sugiantoro masih tetap palang pintu pujaan gue. Gerakannya efektif tapi sanggup mematahkan serangan lawan. Uston Nawawi juga masih playmaker handal. Dan Anang Ma'fur belum habis. Salah satu winger terbaik Indonesia di sisi kanan. Lalu ada Mat Halil di kiri yang tak kalah bagusnya. Dan mereka punya darah muda macam Taufiq. Midfielder masa depan. Eksplosif dan lincah.

Meski belakangan mereka di COPA dihentikan PK Bontang dengan skor tipis 3-2. Ini pun lewat pertandingan yang sangat ketat. PKT berhasil mengunci Ma'ruf dan Halil. Akibatnya Persebaya pun jadi sesak napas serangannya.

Sementara itu besok, Persija menjamu tim kuda hitam PSSB Biruen di Lebak Bulus. Setelah di Cot Gapu menang tipis 1-0. Kemenangan tipis begitu kadang belum menjamin. Karena PSSB cukup membuat kemenangan selisih satu gol saja sudah bisa menghentikan langkah Macan Kemayoran di COPA.

Semen Padang lolos ke babak berikutnya dengan aggregat 2-2 melawan Persiwa Wamena. Semen Padang mencetak satu gol di kandang lawan. Juara bertahan Arema menelan Persipur Purwodadi di petandingan kedua 4-0.

Masih banyak lagi. Gue belum sempat mencatat dengan lebih detil lagi. Yang jelas sekarang ada reporter 442 yang ke Malaysia. Meliput Merdeka Game yang dijadikan Peter Withe sebagai 'pemanasan' sebelum Training Center di Birmingham awal 2007 nanti. Itu merupakan persiapan buat Asian Cup 2007. Dimana finalnya bakal di gelar di Senayan.

Semoga 'pemanasan' di Merdeka Game itu membuahkan hasil maksimal. Tim yang dibawa Peter Withe rasanya cukup maksimal dan segar. Ini daftarnya:

Kiper : Jenry Pitoy [Persipura], Syamsidar [PSM]

Belakang : Irsyad Aras [PSM], M. Ridwan [PSIS], Ledi Utomo [Persita], Mauli Lessy [Persipura], Bayu Sutha & Dian Fakhurudin [Persema], Mulki Alifa Hakim [Persija], Supardi & Mahyadi Panggabean [PSMS].

Tengah : Ellie Aiboy [Selangor FC], Syamsul Chaerudin & Nanang Hendrawan [PSM], Ponaryo Astaman [Telecom Malaka], Salim Alaydrus & Eka Ramdani [Persib], Siswanto [Persekabpas], Boaz Solossa [Persipura], Atep [Persija].

Depan : Boy Jati Asmara [PSMS], Zaenal Arif [Persib], Rahmad Riva’I [Persiter], Bambang Pamungkas [Selangor FC], Ahmad Amirudin [PSM]

Segitu dulu.


nb: nah, nanti bukan tim yang itu yang aku liput di Qatar... beda lagi Ma :)

The Opening

Banyak kejutan di opening game EPL.

Pertama The Blades alias Sheffield United menahan imbang Liverpool yang sedang banyak mendapatkan angin prediksi.

Malah bisa dibilang bisa nyaris mengalahkan Liverpool. Bermain di Bramall Lane, kandang mereka, pasukan Neil Warnock ini mentas dengan penuh determinasi.

Line up Liverpool sendiri masih ada di dalam skema eksperimen Rafael Benitez. Bisa dilihat dengan diturunkannya kembali Zenden sebagai starter.

Di awal babak kedua, striker anyar Blades, Rob Husle mencetak gol perdana musim ini. Berawal dari tendangan sudut. Habis itu baru Liverpool menekan. Sampai akhirnya Gerrard diganjal di kotak penalti. Robbie 'the nose' Fowler mengeksekusi dengan sempurna. Skor 1-1 bertahan sampai peluit terakhir. Dan Neil Warnock seperti biasa komplain soal penalti.

Lantas Arsenal harus rela ditahan 1-1 oleh Aston Villa di stadion baru the Gunners yang megah. Arsenal bahkan ketinggalan dulu lewat gol yang lagi-lagi dicetak dari bola mati yaitu sepak pojok. Mellberg menjebol skor jadi 1-0 buat the Villas.

Sisanya pasukan Wenger terus menekan. Bahkan Ebou sampai maju dan menggetarkan tiang gawang. Pertahanan The Villas sangat sulit ditembus. Toure mencetak gol tapi divonis offside. Arsenal terus menekan tapi tanpa hasil.

Sampai 17 menit terakhir, Wenger membuktikan kembali kejeniusan pilihannya akan pemain muda. Si kontroversial Theo Walcott masuk. Menyisir sisi kiri lapangan dan merubah the pace of the game dengan kecepatannya. Enam menit menjelang akhir, sebuah umpan tarik Walcott melambung dan berhasil diselesaikan Gilberto. Selamat sudah Arsenal dari kekalahan pertama mereka di awal musim.

Lantas Tottenham Hotspur juga harus rela ditekuk Bolton 2-0. Padahal banyak pihak menghitung mereka bakal menyulitkan Chelsea, Arsenal dan MU. Terutama dengan pembelian Berbatov. Di pertandingan kedua ternyata Berbatov baru nyetel. Saat melawang Sheffield di kandang Spurs, Berbatov mencetak satu gol dari kemenangan 2-0.

Sementara itu MU dan Chelsea memulai kompetisi dengan lebih menyenangkan. MU menyikat Fulham 5-1. Sekaligus mengumumkan Ronaldo dan Rooney baik-baik saja.

Chelsea menelan Manchester City 3-0. Meski bermain masih kagok dengan formasi baru dua stiker The Blues tetap maut. Sheva juga menunjukkan kalo dia memang siap jadi topscorer meski tidak mencetak gol. Pergerakannya berbahaya sekali.

Newcastle pun bisa membayar sedikit kekecewaan gue dengan menang 2-1 dari Wigan. Ameobi sepertinya sedang dalam proses menggantikan Alan Shearer. Scott Parker juga begitu. Siap menjadi kapten yang baik. Mereka berdua mencetak gol buat Magpies.

Segitu dulu. Maaf kalo kurang detil. Lagi ribet sama banyak hal nih. Terutama ngelancarin Umma nyetir Aerio kami itu. Oh ya, FI sudah diganti sama 69. Yah nama Aerio itu 69... :D


nb: kamu bisa kok. aku tau itu... :)

Monday, August 14, 2006

Reds Take The Blues

Liverpool menyikat Chelsea 2-1 di Community Shield.

Partai yang kerap dianggap sebagai pembuka English Premier League itu memang menemukan Kampiun Liga terakhir dengan Juara FA Cup. Itu artinya Chelsea melawan Liverpool.

Belakangan ini setiap orang menyebut Chelsea, selalu dengan big question: siapa yang bisa menahan mereka musim ini? Pertanyaan itu muncul karena Jose Mourinho melengkapi Chelsea dengan Michael Ballack dan Andrey Shevchenko.

Tapi Rafael Benitez sekali lagi membuktikan kalau dia memang duri dalam pantat buat Mourinho. Membuat pelatih bertongkrongan playboy itu selalu meradang setiap bertemu Liverpool.

Chelsea sudah dikalahkan Liverpool di Champions Cup, FA Cup dan sekarang Community Shield.

Padahal Mourinho sempat lempar sesumbar kalau Liverpool bukan pengejar titel juara yang layak buat musim ini.

Pertandingannya sendiri berjalan timpang dari segi semangat. Chelsea menujukkan betul sebagai tim penuh bintang yang belum padu.

Terutama di bagian belakang. Hilangnya Del Horno dan keburaman terbeli atau tidaknya Ashley Cole membuat garis pertahanan Chelsea patah-patah.

Di menit ke 9, John Arne Riise bisa dengan santai menggiring bola hampir dari lapangan tengah dan mencetak gol begitu saja.

Ballack yang masih sedikit cedera belum terlihat maksimal. Lampard bekerja sendiri. Termasuk memberikan assist pada Shevchenko yang berhasil membuat Abramovich, bos Chelsea, tersenyum lebar. Investasinya sebesar 30 Juta Poundsterling itu mencetak gol penyeimbang beberapa saat sebelum turun minum.

Benitez sendiri menurunkan Zenden sebagai starter mengisi posisi Gerrard dan Alonso. Tapi begitu melihat tingkatan permainan Chelsea, Benitez pun menurunkan dua jagoan lapangan tengahnya itu. Plus Craig Bellamy mengganti Luis Garcia.

The New Boy Mark 'Speedy' Gonzales juga terlihat nyaman di sisi kiri Liverpool.

Permainan pun naik kecepatannya ketika Bellamy mulai melakukan sprint-sprint trademark-nya selama ini saat masih membela Newcastle. Dan sepuluh menit menjelang peluit pamungkas, Bellamy menusuk sisi kanan Chelsea lalu mengirim umpan lambung sempurna. John Terry terlihat menengok ke arah posisi Peter Crouch, tapi entah kenapa dia justru malah meninggalkan Crouch. Si jerapah itu pun dengan enak menanduk bola, menaklukan Cudicini yang menjadi strater karena Peter Cech cedera.

Chelsea sendiri sempat membuat peluang lewat Drogba. Tapi tendangannya ditepis oleh Claudio Reina. Sementara Shevchenko juga harus rela melihat sundulannya juga ditepak keluar oleh Reina.

Sisanya adalah Liverpool yang bermain penuh semangat dan determinasi. Sementara Chelsea menampilkan skill individu binang-bintangnya. Mungkin Mourinho masih mencoba-coba. Tapi apa pun itu, dia harus mengakui Benitez tanpa banyak omong sudah berhasil membungkamnya di awal musim.


nb: welcome to EPL, Ma! :D

FKJ

Setelah kerja hampir tiga tahun, akhirnya tanggal 10 Agustus kemaren, FKJ menggelar World Premier di Jogja Asian Film Festival.

Angga, sutradara gue ke sana. Dan dia sempat merasa menyesal kalo sekarang memilih kerja di Astro TV. Karena FKJ mendapat standing ovation. Alhamdulillah.

Angga pingin bikin film sidestream lagi. Umma senang luar biasa. Dia bilang kebayar udah beberapa huru-hara yang terjadi selama pembuatan film ini. Semua kerja keras yang menetes seperti mendapatkan embun segar.

Tapi masih ada pemutaran keliling menunggu dan bakal menguras energi dan hati lagi. Just keep the hardwork and the finger cross again.


nb: Alhamdulillah Ma, alhamdulillah... :)

Thursday, August 10, 2006

Bye, bye FI

FI, Mazda tahun 1993 gue yang setia itu, mau gue ganti.

Setelah hampir dua tahun, akhirnya gue memilih ganti mobil. Mazda Vantrend itu udah jadi saksi banyak hal. Jadi mobil pertama gue. Jadi salah satu macam landmark pribadi gue. Dan banyak lagi. Tapi yang paling penting, gue ngelamar Umma di sana.

Gue sama Umma sempet sedih juga sih. Banyak hal yang kami alami di mobil ber AC seperti kulkas itu [sumpah, AC-nya dingin banget!] Tapi kondisi kami tumbuh dan FI memang sudah harus diganti. Mudah-mudahan mobil itu bisa bawa berkah buat orang lain yang beli lagi nanti seperti dia bawa berkah buat gue sama Umma.

Well, ketika kita tumbuh terus, memang harus ada yang diganti atau terganti.


nb: we gonna miss that car, Ma... :)

Wednesday, August 09, 2006

16 Besar COPA

Maaf kemaren rada ribet sama urusan mobil dan FKJ yang sebentar lagi diputar di Jogja Netpac Asian Film Festival.

FKJ di Netpac itu semacam anugerah dari segala huru-hara yang terjadi. Semoga nanti bisa lebih baik sewaktu kami ngamen roadshow dari kota-ke-kota.

Sekarang kembali ke COPA.

Persija akhirnya lolos ke babak 16 besar setelah menghentikan PSIS dengan aggregat 2-0. Di Lebak Bulus kemaren, Persija menang lagi 1-0. Lewat gol Agus Indra Kurniawan dari titik penalti.

Persija mendominasi permainan secara total. Tapi sayang penyelesaian akhirnya kurang mantap. PSIS sendiri ompong tanpa Ortiz dan De Porras yang sedang bermasalah. Keduanya pulang tanpa izin ke Argentina.

Persija ditunggu PSSB Bireun yang menumbangkan PSP Padang di babak 32 besar.

Berikutnya sang juara bertahan Arema Malang meski kalah 1-0 dari Persekaba Bandung, tetap lolos karena menang 2-0 di Malang. Aggregatnya jadi 2-1 untuk Arema.

Di pertandingan sendiri, Persikaba unggul di menit 15 lewat gol Pablo Rojas. Namun beres memungut bola dari jaring Arema, tim kabupaten Bandung ini seperti tumpul. Sementara Arema sempat membalas lewat gol Serga tapi dianulir wasit. Arema sendiri sulit menciptakan gol, padahal Firman Utina sudah masuk dan menggedorkan serangan.

Arema sendiri akan menghadapi Persipur Purwodadi di 16 besar yang sudah menyikut Persipasi Bekasi keluar dari kompetisi.

Lantas kejutan datang dari timur. Ketika PSM Makassar dihentikan Persiwa Wamena. Dengan Aggregat 4-5. Memang di pertandingan akhir di Makassar PSM menyikat Persiwa 3-2. Tapi di Wamena, Juku Eja dikadali 3-1.

Persiwa sendiri memang bernyali tajam. Dihadapan supporter fanatik lawan mereka bermain berani. Bahkan unggul lebih dulu lewat tendangan jarak jauh Imanuel Padwa yang gagal diantisipasi kiper Samsidar menit 43. Shock buat tuan rumah.

Tapi, tak sampai satu menit, Luciano Olier menjawab gol itu dan kembali membuat Macks Man bernyayi. Bahkan nyanyian makin keras saat di-injury time, Luciano kembali menggetarkan gawang Persiwa yang dijaga Timotius. Kedudukan menjadi 2-1 untuk PSM.

Sayangnya, PSM yang terus melakukan serangan gencar ke lini pertahanan Persiwa justru kembali kecolongan melalui serangan balik yang cepat. Pemain pengganti Melky Pakey berhasil memperdaya Samsidar lewat tendangan jarak jauh pada menit 70 sekaligus mengubah kedudukan menjadi 2-2. Meski Ronald Fagundez berhasil mengantar kemenangan bagi PSM pada menit 73, tapi gol indahnya tak mampu menyelamatkan PSM.


Di 16 besar Persiwa pun bersiap dengan hadangan Semen Padang yang baru saja menelan PSPS Pekan Baru.

Semen Padang sendiri berhasil membungkam PSPS dengan aggregat mantap 4-1. Di kandang sendiri menang 2-0, di sarang lawan menang 2-1.

Segitu dulu kabar dari COPA. Gue belum tau nih jadwal 16 besar kapan. Tanya anak-anak TV7 dulu deh. Oh ya nanti malam gue mau dicasting sama TV7 buat jadi komentator Liga Inggris. :) Wish me luck.


nb: doain ya Ma... :)

Thursday, August 03, 2006

Copa

Copa Indonesia mulai bergulir babak keduanya.

Tim dari tiga divisi berebut satu gelar kehormatan jadi raja dari keseluruhan liga yang ada di nusantara. Jadi yang terbaik dari 62 tim yang berlaga di Indonesia.

Copa ini memang diikuti oleh tiga divisi yang ada. Divisi Utama, Divisi Satu dan Divisi Dua. Sama seperti kompetisi di negara lain. Macam Italia atau Inggris. Kalau yang dimenangi Persik kemarin adalah Divisi Utama.

Pertandingannya di gelar dua kali. Kandang dan Tandang. Atau biasa dikenal dengan first leg dan second leg. Mencetak gol di kandang lawan mendapatkan poin lebih. Jadi bila hasil kedua pertandingan imbang secara skor, maka dilihat gol aggregat tandang-kandangnya.

Dari sini suka muncul cerita dramatis David melawan Goliath. Ketika tim kecil di luar dugaan melipat-lipat tim besar.

Tahun lalu kampiunnya adalah Arema Malang. Melibas Persija di final dengan skor 3-1. Firman Utina mencetak hattrick dan jadi pemain terbaik.

Tanggal 1 Agustus kemaren Persebaya melawan Persela dalam pertandingan kedua. Pada saat pertandingan pertama Persebaya menang 2-0.

Bermain di kandang, Persela main menggempur. Hasilnya di menit awalan babak ke dua, Edesio Sergio Junior menjebol gawang Eki Sabilillah.

Persebaya sendiri tetap menurunkan formasi terbaiknya. Terutama di barisan belakang. Sugiantoro alias Bejo masih menjadi stopper di sana. Hanya saja Uston Nawawi jenderal tengah baru dimainkan di menit ke 60. Sebelumnya lapangan tengah diisi oleh Arif Ariyanto.

Tapi yang lolos ke babak selanjutnya tetap Bajul Ijo. Karena jumlah gol untuk dua pertandingan 2-1 untuk Persebaya.

Lanta ada kejutan dari Bireun, Aceh. PSSB Bireun menyingkirkan PSP Padang di kandang lawan. Lolos lewat aggregat mencetak gol di kandang lawan.

Sekarang harusnya ada siaran langsung TV7 PSIS lawan runner up tahun lalu Persija. Sayang satelit TV7 sedang ngadat.


nb: ini juga seru, Ma... :D

Anak

Punya anak itu memang tidak bisa sembarangan.

Keponakan gue, cewek umur 3 tahun ditabrak motor kemaren. Kaki kanannya patah dan bahu kirinya bergeser sendinya. Yang menabrak anak SMP kelas dua berbadan kecil dan mengendarai motor Mio.

Keponakan gue, sore kemaren mengajak bapaknya menjemput abangnya yang sekolah madrasah. Abang ipar gue memarkir motor di luar pagar sekolah. Lalu setelah melihat jalanan yang kosong dia membiarkan ponakan gue yang merengek ingin menuju pagar sekolah. Mungkin niatnya biar lebih berani dan toh jalanan kosong. Ponakan gue pun menyeberang dan tak ada kejadian apa. Abang gue pun memarkirkan motornya. Baru selesai memasang standard, dia melihat motor Mio menabrakn anaknya yang berdiri di atas jalan yang bertutup got dari semen atau sebentuk trotoar.

Gue menerima kabar itu dari Nyokap persis saat ingin berangkat nonton Lady In The Water sama Umma. Umma sudah menunggu dengan karcis di Citos. Tapi akhirnya gue dan Umma langsung ke rumah sakit dan menyerahkan tiket pada teman kita yang kebetulan ketemu Umma di Citos.

Sepanjang perjalanan gue nggak bisa mikir. Gue sayang banget sama ponakan-ponakan gue ini. Dan secara adat Minang, buat seorang paman, ponakan itu tanggung jawab dia. Pepatahnya: "Anak digendong, keponakan dituntun," Di luar itu ponakan-ponakan gue ini memang lucu dan cerdas. Yang perempuan ini malah dikenal lebih tahan sakit. Legendanya dia pernah dengan santai melihat jarum yang menusuk kulitnya saat diambil darah.

Di taksi gue pingin nangis rasanya. Tapi gue tahan. Umma pun terus menyabarkan gue. Sementara dia sendiri melepaskan tangisnya sebentar. Melepaskan beban. Ponakan gue ini kalau menelpon gue pasti mencari Umma dan ngobrol dengan dia.

Saat itu gue berpikir, punya anak memang tidak gampang. Penuh kompleksitas yang sangat tinggi. Salah memilih keputusan, fatal. Dan yang paling bahaya adalah ketika anak kita membahayakan orang lain. Persis orang tua si anak SMP itu. Mungkin mereka berniat membuat anaknya berani dengan membiarkannya membawa motor dan diperhitungkan masih di kawasan dekat rumah. Tapi fatal.

Sampai di rumah sakit, begitu ngeliat ponakan gue diam saja tidak menangis dengan kaki terbalut dan infus, mata gue panas, dada gue sesak. Langsung masuk kamar mandi yang ada di kamar dan menangis sebentar di sana. Setelah lepas, baru gue keluar.

Gue melihat abang ipar gue matanya merah dan terus berkaca-kaca. Sementara kakak gue lebih tenang. Umma dengan tenang juga terus mengajak ponakan gue bercanda dan ngobrol. That's why I love her so deep. Dia selalu tahu bagaimana bertindak saat dimana gue udah nggak tau mesti ngapain lagi.

Hebatnya ponakan gue merespon dengan seolah dia cuma jatuh akibat lari-larian saja. Anak yang tegar. Atau memang perempuan diberi bekal lebih dalam menahan rasa sakit dibanding laki-laki. Emosional dan fisikal.

Gue terus memperhatikan abang ipar gue. Gurat rasa bersalah tercetak sangat tebal di wajah dan tatapan matanya. Gue berkali-kali menarik napas panjang mengiringi pertanyaan yang menggedor hati: "Gimana kalo anak gue ya..."

Keputusan dokter datang untuk mengoperasi ponakan gue karena di kaki yang patah ada luka terbuka. Awalnya jam 9 tapi akhirnya operasi dilakukan sekitar jam 11 selama satu setengah jam.

Gue menunggu dengan was-was. Perasaan campur aduk. Emosi gue nggak beres banget pokoknya. Gue sempat melihat ada Komeng yang sepertinya sedang menunggu istrinya melahirkan. Nyokap gue sempet nangis, Umma memeluknya dengan tenang. Berusaha menyabarkan. Umma terlihat sekali berusaha tenang.

Jam 12-an operasi kelar. Lalu gue mendengar tangisan keras ponakan gue. Gue lega mendengarnya. Cepat sekali dia sadar dari bius total.

Hari ini rencananya gue sama Umma mau ke sana lagi. Semoga perkembangan kesembuhannya bisa cepat. Kaki ponakan gue dipasangi kawat. Mungkin karena masih kecil tidak perlu dipasang skrup atau pen.


nb: thanks for being tough for me, Ma...

Tuesday, August 01, 2006

Lesson From Solo

Nonton final liga Indonesia pertama gue menghasilkan banyak hal.


Pertama gue ketemu Rully Nere! Gila midfielder yang namanya selalu menggaung pas gue kecil tiap nonton timnas main di TV! Dan ternyata orangnya lucu banget. Sumpah. Asyik dan lucu. Kayak anak kecil. Tampangnya aja item sangar, tapi lucunya setengah mati. Nggak pernah bisa serius. Kecuali kalo ngebahas bola. Dia itu masuk tim yang menentukan pemain terbaik di Badan Liga Indonesia. Kalo sudah begini, bisa berbusa mulutnya.

Kedua, bener-bener ngeliat langsung final liga. Maksud gue ngerasain atmosfirnya. Ngerasain langsung supporter yang membela habis-habisan klubnya. Kalo ngebela timnas gue udah tau kayak apa. Lapangan Manahan, Solo, full sepenuh-penuhnya. Kapasitas 40.000 dilalap habis pendudukung maniak PSIS dan Persik. Tapi penduduk PSIS mengambil 3/4 stadion karena Semarang-Solo lebih dekat dibanding Kediri-Solo. Mereka bernyanyi sepanjang pertandingan.

Lantas pertandingannya sendiri, berlangsung sedang. Kedua tim bermain hati-hati, gugup dan berusaha taktis. PSIS terlihat sekali menerapkan pertahanan yang kuat. Sementara Persik menekan sejak pluit awal. Oh, ya ini juga pertempuran guru melawan murid. Sebab Daniel Roekito, pelatih Persik, dulu melatih PSIS jaman Bonggo Pribadi masih ada di sana. Dan Bonggo sekarang jadi pelatih PSIS.

Belum sepuluh menit, sudah lebih dari tiga pelanggaran keras di kawasan bertahan PSIS akibat tusukan-tusukan pemain Persik.

Di sini gue dengan beruntungnya mendapatkan pelajaran ke tiga. Membaca permainan sepakbola. Ya membacanya seperti gue bisa membaca film secara tekstual ala Christian Metz. Serius. Terima kasih kepada seorang bapak yang duduk di samping gue sepanjang pertandingan.

Bapak itu berkumis tebal dan berlogat Makassar sangat kental. Awalnya gue nggak ngobrol. Karena sibuk mencatat dan mencoba menganalisa pertandingan. Tapi si bapak ini terus berkomentar bersama dua orang temannya. Komentar yang sangat menarik dan teknis.

Lama-lama gue terpikat. Dia juga memperhatikan gue yang mencatat dengan rajin. Akhirnya tanpa banyak basa-basi kita berdua membahas pertandingan dengan akrab.

Seperti guru dan murid. Gue banyak mengomentari pertandingan. Si bapak mengoreksi komentar gue dengan pengetahuan teknis yang detil dan mencerahkan. Misalnya gue protes kenapa umpan tidak dikirim ke teman yang lebih kosong. Si bapak menjawab, itu memang sudah betul karena mengumpan ke daerah kosong itu sangat terbaca. Dan umpan ke daerah yang lebih sempit kadang diperlukan untuk menekan garis pertahanan lawan, asal setelah itu bola dikirim ke daerah yang lebih terbuka karena tekanan itu. Whoa!

Semua yang pernah gue baca tentang sepakbola ruang dan hal-hal lainnya mendadak jadi terbuka. Lapangan mendadak jadi semacam buku yang bisa gue baca. Gue jadi bisa lebih mengerti pergerakan-pergerakan yang terjadi.

Yang paling dahsyat lagi adalah ketika gue berkomentar soal Maman Abdurahman. Bek PSIS yang bermain sangat cemerlang. Sang bapak berkomentar: "Dia itu pemain bagus. Perhatikan bagaimana dia membebaskan lawannya dari bola." Waw! Membebaskan lawan dari bola! Esensi yang luar biasa. Karena tanpa bola, Zidane sekali pun tidak ada artinya. Tidak akan berbahaya. Maman Abdurhaman pun meraih pemain terbaik Liga Djarum 2006 nanti pada saat akhir seremoni.

Kalimat membebaskan lawan dari bola itu terus nempel di kepala. Dan benar-benar mengubah pandangan gue terhadap pertandingan di lapangan dan sepakbola secara keseluruhan. Perlahan gue jadi bisa membaca kalau tiap pemain itu punya space yang dia bawa. Secara teknis berapa range itu gue belum tahu. Nah, space itu yang harus bisa dimanfaatkan. Siapa yang bisa memanfaatkan maka dia akan jadi pemain yang luar biasa. Space personal itu pun nantinya akan melebar menjadi space secara tim. Gila. Jadilah sebuah skema tim yang berkesinambungan. Permainan yang skematik.

Gue jadi bisa melihat apa yang dilakukan Brasil dan Belanda. Atau tim latin dengan Eropa. Brasil menggerakkan ruang-ruang itu tadi dengan skill individu yang datang dari langit. Sementara Belanda, menguasai ruang dengan perhitungan organisasi yang cermat.

Lantas kenapa Brasil kutak-katik? Kenapa Belanda menghitung ruang? Kenapa Inggris mem-by pass ruang dengan bola panjang? Kita masuk dalam wilayah antropologi sepak bola.

Sepakbola. Perebutan ruang dengan benda yang bulat seperti dunia. Inilah kenapa bola jadi begitu universal. Jadi begitu dekat dengan banyak orang. Dan semua itu masih ditambah dengan kemungkinan gol yang bergantung pada keberuntungan dan kebaikan nasib serta takdir Tuhan.

Kembali ke pertandingan. Bonggo Pribadi jelas seperti mengincar kemenangan tipis. Zona marking berhasil mengunci pergerakan Cristian Gonzales dan menjaga Budi Sudarsono tidak menusuk ke dalam kotak penalti. Dan sang suplier Danillo Fernando pun coba ditekan sedemikan rupa. Khusnul Yuli pun harus berjibaku dengan Maman Abdurahman. Gelinjang lincah Eby Sukore pun teredam dengan sendirinya.

Taktik ini berjalan cukup baik. Membuat Persik selalu membentur tembok. PSIS lantas menyiapkan serangan balik yang dikonduktori oleh Ortiz. Pemain satu ini jago sekali membaca dan memprediksikan pergerakan teman-temannya. Dia juga punya modal umpan lambung yang akurat. Dia juga bermain efektif karena sentuhan umpannya pun cukup dengan satu dua saja.

Sepanjang babak pertama itu yang terjadi. Persik menyerang terbentur bek, PSIS menyerang tapi kurang tenang. De Porras seperti kehilangan naluri tenangnya. Di samping gue juga mencatat Indriyanto Nugroho yang dipasang jadi starter. Biasanya gelandang bermental striker ini masuk babak ke dua. Akhirnya gue melihat skema PSIS agak sedikit tanggung. Niat menahan tapi gelandang tengah dikurangi yang bermental bertahan atau minimal gelandang murni macam Miguel Angela. Miguel baru masuk nanti pada saat babak perpanjangan waktu. Belakangan gue baru tahu kalau ternyata Miguel cedera. Jadi Bonggo bertaruh dengan susunan starternya.

Babak kedua situasi masih sama. Serangan PSIS sekali dua berhasil menyentuh tiang gawang Persik. Sementara serangan Persik masih harus puas diganjal barisan pertahanan PSIS.

Nuansanya nyaris agak bikin bosan. Kuncian yang dilakukan PSIS cukup berhasil. Pertandingan pun bergeser ke babak perpanjangan waktu. Babak pertama perpanjangan, Persik langsung menggebrak. Sergapan yang berhasil dimentahkan I Komang Putra. Kiper terbaik delapan besar buat gue.

Lantas ada dua tendangan keras lagi yang I Komang tahan. Satu dari Budi, satu lagi dari Cristian. Si bapak di sebelah gue bicara pelan, "Ini tinggal tunggu waktu saja..." Maksudnya gol Persik tinggal tunggu waktu. Gue mencoba mencerna komentar yang biasanya standard itu lebih dalam. Dan gue pun melihat apa maksud bapak tadi. Kenapa dia bilang tinggal tunggu waktu? Karena arti dari mulai berjibakunya I Komang adalah tanda serangan Persik mulai menembus lebih jauh dan pertahanan PSIS kian kendor. Terutama di sisi kanan mereka. Sisi ini terus ditembus oleh Hariyanto, kapten Persik, yang juga bermain cemerlang.

Dan bapak itu benar. Di menit 107, babak kedua perpanjangan, Cristian Gonzales menambah koleksi golnya jadi 29. Lewat sebuah serangan ke sisi kanan PSIS. Berawal dari Hariyanto yang berhasil mengirim bola ke space kosong Eby Sukore. Eby mengejarnya dan mengirim sebuah umpan lambung yang manis.

Detik sebelum Eby mengangkat bola, gue dengan kebisaan baru membaca lapangan tadi reflek melihat posisi para pemain Persik lainnya. Dan gue melihat Cristian Gonzales bergerak ke arah bola yang mengapung di space udara yang kosong penjagaan. Karena salah seorang bek PSIS sudah lebih dulu melepas space dia dengan bereaksi terlambat. Detik itu gue tahu akan terjadi gol. Dan dengan bebas Gonzales menanduk bola. I Komang tidak bisa berbuat apa, karena ruang gawangnya sudah dikuasai dengan baik oleh Gonzales. Ibaratnya Gonzales tinggal memilih tempat saja. Persik pun juara. Mutlak. Kemenangan taktik dan semangat juang.

Setelah Persebaya, akhirnya Persik menjadi tim ke dua yang bisa merajai Liga dua kali. Tahun 2003 dulu Persik membuat kejutan dengan menjuarai liga.

Ah, beres sudah liga. Dengan tidak terlalu rusuh. Meski ada sedikit bakar-bakar di stadion hasil karya penduduk PSIS tapi tidak ada anarkis lebih jauh lagi. Di luar stadion tidak ada kerusuhan yang terjadi.

Setelah ini masuk putaran ke dua Copa Dji Samsu. Lebih seru. Tim dari 3 dvisi bakal beradu semua.


nb: luar biasa Ma. luar biasa.